Friday, August 7, 2015

KEBAHAGIAAN RASA OBAT

Anda adalah Anda untuk suatu alasan.
Anda adalah bagian dari suatu rencana yang pelik.
Anda adalah suatu desain unik yang berharga dan sempurna.
Disebut lelaki atau perempuan khusus milik Tuhan.

Orang tua Anda adalah orang tua yang dipilih-Nya,
Dan tidak peduli apa pun yang Anda rasakan,
Mereka dirancang khusus sesuai dengan rencana Tuhan,
Dan mereka memiliki materai sang Ahli.

Memang trauma yang Anda hadapi tidak mudah.
Dan Tuhan menangis karena itu begitu menyakitkan Anda;
Tetapi itu diizinkan untuk membentuk hati Anda,
Supaya Anda tumbuh serupa dengan-Nya.

Puisi yang ditulis oleh Russel Kelfer-


Tumbuh sebagai anak sulung membuatku menjadi pembuka pintu pengalaman bagi kedua orang tuaku. Ketika aku menghadapi masa-masa ujian nasional, SNMPTN, keribetan sebagai mahasiswa baru, sidang, dan lainnya, ya ketika itu juga untuk pertama kalinya Papah Mamah merasakan suatu pengalaman baru sebagai orang tua. Pastinya ada semangat yang menggebu ketika melihat buah hati mereka menjalani momen berharga dalam hidup si buah hati. 

Begitu pula untuk momen hidup yang baru beberapa hari lalu terjadi dalam hidupku. Wisuda.

Fisikku yang lemah tak mau ku jadikan alasan untuk membuat kedua orang tuaku khawatir atau bersedih. Aku harus terlihat sehat, batinku seakan mengulangi kalimat tersebut di malam sebelum wisuda. Aku ingin melihat kedua orang tuaku tersenyum. Itu sudah lebih dari cukup.

Tapi ternyata, hari itu, 4 Agustus 2015, bukan hanya Papah Mamah yang tersenyum. Aku pun turut tersenyum bahagia. Kedatangan teman-teman, ucapan selamat dan hadiah yang diberikan rasanya seperti obat yang masuk dalam tubuhku dan termetabolisme dengan baik dalam tubuhku dan menghasilkan efek terapi yang luar biasa. Hari itu aku lelah tapi aku tidak drop. Kebahagiaan rasa obat itu luar biasa efeknya. Syukurku kupanjatkan pada-Mu, Tuhan. Sungguh aku bahagia.

Priscilia Anggraini Marsaulina, S.Farm

Bersama adik tersayang

Bersama orang tua tercinta

Bersama orang-orang terkasih

I love you guys,
I love You more, Lord.




No comments: