Saturday, September 13, 2014

Selaraskah?

Falling in love is something unplanned, but begin in a relationship is totally panned-thing.

Dunia ini menarik. Dihuni oleh makhluk-makhluk yang serupa tapi tak sama. Serupa dalam artian kita sama-sama manusia dan tak sama karena pola tingkah laku dan isi kepala yang menunjukkan perbedaan itu. Aku berpikir, sungguh hebat Sang Pencipta merancangkan segala sesuatunya. Banyak hal yang berbeda tetapi pada akhirnya bisa diselaraskan oleh-Nya.

Kalau begitu bisakah Engkau menyelaraskan aku dengan dia? 

Aku dan dia waktu itu bertemu di persimpangan jalan, ketika aku baru saja terlepas dari jeratan bahaya di jalan buntu dan dia dari arah yang berbeda ingin berbelok ke arah yang sama denganku. Ku rasa tidak ada kata "kebetulan" di dunia ini, semua sudah ada yang atur. Hanya saja yang kupertanyakan kenapa semuanya begitu terasa pas sekali?

Kita berjalan di jalur yang sama, Ada saat dia berjalan di depanku, memberikan arahan mana jalan yang baik untuk dilalui. Ada pula saat dimana dia berjalan di belakangku, aku pikir mungkin karena dia lelah berjalan di depan. Sering pula dia berjalan di sampingku dan aku merasa dia mungkin sedang ingin berccengkerama saja denganku. Ketika jalan mulai menyempit, tak bisa dihindari adanya gesekan diantara kami, aku selalu merasa dia terlalu sekali membiarkan gesekan ini terjadi, aku kan bisa saja jadi terluka. Huh.

Kalau begitu bisakah Engkau menyelaraskan aku dengan dia? 

Seandainya saja dia bisa membaca otakku dan aku bisa membaca jalan pikirnya, semua pasti akan terasa mudah. Tidak harus saling menyikut di perjalanan. Tapi ternyata yang terjadi merupakan cara Sang Penyelaras untuk mengajari kami apa itu arti kata "kasih". Satu kata yang sangat ingin kuwujudnyatakan dari dahulu.

Lewat perjalananku bersamanyalah aku belajar lebih dalam mengenai kasih. Karena sesungguhnya dia sudah lebih dulu menunjukkan kasihnya padaku. Ketika dia berjalan di depanku, dia hanya ingin memastikan kalau jalan yang kami tempuh memang tepat, dia juga ingin memastika bahwa jalan ini tidak terlalu berbahaya bagi kami. Ketika dia berjalan di belakangku, dia membebaskan aku untuk beberapa saat dalam mengambil keputusan tetapi dia tetap mengawasinya dari arahnya. Dan ketika kami berdampingan, sesungguhnya dia ingin mengenalku lebih dalam dan juga ingin agar aku mengenalnya lebih dalam.Gesekan memang tidak bisa dihindari, tetapi sesungguhnya dia yang selalu menjaga agar semua itu tidak melukaiku, karena dia tau betul bila aku terluka maka dia akan lebih terluka.

Miris sekali. Aku baru menyadari semua hal tersebut ketika aku dan dia berjalan sudah cukup jauh.
Semoga tidak ada kata terlambat yang terselip di sepanjang kisah perjalanan aku dan dia. Kalau begitu "bisakah Engkau menyelaraskan aku dengan dia?" merupakan pertanyaan yang masih menjadi rahasia-Nya. Tetapi sekarang yang bisa kulakukan adalah menaikkan untaian doa kepada Sang Maha Tahu, seandainya pun kami berada di persimpangan jalan lagi dan harus dibelokkan ke arah yang berbeda, tolong pertemukanlah kami di tujuan akhir yang sama.


No comments: