...
Sejujurnya, waktu itu aku tak berniat membuka hatiku lagi karena alasan yang kata temanku nggak masuk akal. Hatiku terlalu rapuh kalau sampai harus terluka lagi, jadi aku mencoba mencegah sakit hati yang takutnya nanti sampai ke ubun-ubun. Tapi.... entah bagaimana, lelaki ini berhasil menarik perhatianku. Ini bukan karena pancake durian yang diberikannya padaku, atau karena novel-novel John Grisham yang dipinjamkannya. Tapi mungkin karena, ya entah kenapa, pengetahuannya yang tak terselami (mungkin karena kita beda keilmuan), atau karena kehidupannya mendorongku untuk terus mengingatkannya untuk "sate" dan doa pagi. atau mungkin karena namanya (di luar kendaliku) sering terucap di dalam doaku. Alasan pastinya aku pun tak yakin. Yang aku tau aku punya rasa yang berbeda terhadap dia.
Yap. Terima kasih karena telah membuat hariku ini semakin berwarna, terima kasih karena terus mendorong aku untuk maju, terima kasih karena mau menjadi pendengar setia dan motivator yang super, terima kasih untuk pengertian,kasih sayang, dan kepedulianmu. Hari-hari ini merupakan masa persiapan bagi kita sebelum melangkah ke suatu masa yang kudus dan sakral, masa dimana bukan dua pribadi saja yang dipikirkan tetapi juga dua keluarga dibawah restu Tuhan. Perwujudan dari segala angan dan impian "gila" kita.
Tetaplah bersamku, jadi teman hidupku R! :)
No comments:
Post a Comment