Beberapa hari terakhir ini gue disadarkan oleh salah satu teman mengenai sifat dan sikap gue. Dimata orang lain, ya seperti itulah gue. Apakah diam menggambarkan hidup yang simple? Apakah diam berarti tidak peduli? I don't think so.
Honestly, dari kecil gue emang ngerasa nyaman dengan diri sendiri. Misalnya, mama cuma ngasih gue kertas dan pensil, maka gue ga aka rewel kayak anak kecil lain yang merengek-rengek minta mainan, gue lebih memilih asik sendiri dengan kertas dan pensil yang gue punya. Bahkan kalaupun mama hanya meninggalkan gue cermin untuk dimainkan, gue pun akan sibuk dengan cermin itu, ngaca lah, ngomong sendiri lah depan cermin. Dari dulu gue ga pernah ribet dengan ada atau tidaknya orang lain, karena gue merasa udah cukup dengan keberadaan diri sendiri.
Tapi ternyata pengalaman masa kecil ga hilang begitu saja. Bahkan berdampak sampai dewasa. ya itulah alasannya kenapa gue lebih senang diam dan memperhatikan orang lain dibanding ngobrol dengan orang lain. Itulah kenapa gue lebih senang bermain dengan imajinasi gue sendiri dibanding bermain dengan orang lain. Itulah kenapa gue bisa aja tiba-tiba nari-nari sendiri ga jelas, mengekspresikan apa yang ada dipikiran gue.
Simple outside, but complex inside. Ya, it's me.
Bukannya satu dua kali gue dibilang seperti itu, udah sering kok. Tapi entah kenapa apa yang kau ucapkan menohok sekali teman.
By the way, I wanna say thank you so much friend. You make me realize that me is different, me is special. Ga mau merutuki diri sendiri, mau belajar untuk menjadi lebih baik. Lebih terbuka.
No comments:
Post a Comment